Sabtu, 29 Februari 2020

Pengertian Analisis Spasial


Belitung Analisis spasial merupakan sekumpulan metode untuk menemukan dan menggambarkan Paket Tour Belitung tingkatan/pola dari sebuah fenomena spasil, sehingga dapat dimengerti denga lebih baik. Metode yang digunakan mulai dari observasi visual sampai ke pemanfaatan Rental Mobil Belitung matematika/statistik terapan (Sadahiro, 2006). Maka analisis spasial yang akan dilakukan pada penelitian ini akan menggunakan Geographic Information System (GIS). GIS adalah sistem informasi khsuus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (keruangan). Menurut Demers definisi GIS adalah sistem computer yang digunakan untuk mengumpulka, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang Paket Tour Belitung berhubungan dengan permukaan bumi. Sedangkan menurut ESRI definisi GIS adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Tour Belitung
Karakteristik utama GIS adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisis statistik dan overlay yang disebut dengan analisis spasial. Tidak seperti sistem informasi lain yaitu menambahkan dimensi ‘ruang (space)’ atau geografi. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut pada  Belitung Tour bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan dan sebaginya, yang secara bersama dengan informasi dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan (Keele, 1997) Geographic Information System (GIS) memilik keistimewaan analisa yaitu analisa overlay yang merupakan proses integrasi data dari lapisan-lapisan yang berbeda. Pada penelitian ini teknik overlay bertujuan Paket Wisata Belitung untuk mengetahui ketersediaan pemenafaatan ruang apakah sudah sesuai dengan rencana tata ruang. Teknik ini dilakukan dengan mengoverlay dua peta yang kemudian menghasilkan peta hasil analisis (Tuman,2001). Tour Belitung Murah



Kamis, 27 Februari 2020

Wisata Keren di Indonesia

Terdapat banyak wisata keren di Indonesia.
Banyak Wisata keren dan indah terdapat di Indonesia, karena indonesia mempunyai luas wilayah yang besar dan mempunyai budaya yang berbeda di setiap Indonesia. Jadi ini menjadi daya tarik wisatawan asing akan Indonesia terutama bali dan Belitung, dua daerah ini terutama Belitung sedang naik daun dan dikenal dari segi alam dan budayanya. 
berikut adalah daerah wisata terbaik di Indonesia :
1. Bali
bali adalah salah satu daerah yang terletak di Indonesia tengah, secara demografi bali mempunyai iklim yang tropis, secara letak bali dekat dengan australia jadi inilah alasan Bali banyak turis dari australia.
belitung merupakan daerah wisata yang terletak di Indonesia barat dan secara demografis indonesia mempunyai iklim tropis sama seperti bali, belitung mempunyai wisata belitung yang indah dan keren. dengan ciri alam yang berbatu granit yang besar dan tidak terletak di gunung tetapi terletak di pantai, padahal secara hakikatnya batu granit itu terletak di gunung. Tour Belitung juga sudah meningkat pesat karena penerbangan Internasional ke Belitung sudah dibuka hal ini merupakan alasan banyaknya wisatawan asing dari malaysia dan singapore banyak di Indonesia.
lombok merupakan daerah wisata yang dekat denga Bali, jadi lombok juga mempunyai daya tarik wisata sama bagusnya dengan bali dan belitung. jadi secara hakikatnya banyak wisatawan asing juga di Lombok.
4.Lampung
lampung mempunyai ciri khas dengan sebutan gajah lampung, karena di lampung terdapat gajah sumatra yang masih bagus habitatnya dan secara wisata juga banyak terdapat pantai yang keren dan salah satunya adalah lampung kiluan. Belitung Tour
5. Jakarta
jakarta adalah ibu kota Indonesia dan mempunyai daya tarik budaya betawinya dan mempunyai sejarah yang panjang dalam kemerdekaan Indonesia jadi hal ini merupakan daya tarik wisata untuk wisatawan asing. Paket Wisata Belitung
https://www.belitungfokus.com/wp-content/uploads/2019/10/tour-belitung-4.jpeg
Penginderaan jauh atau kadang juga disingkat dengan “Inderaja” merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memadukan seni sekaligus teknologi dalam memperoleh suatu informasi tentang sebuah objek baik itu gejala maupun fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Dengan penginderaan jauh, seseorang tak perlu mengadakan kontak langsung dalam mendapatkan informasi tersebut sebab sistem pengideraan jauh menggunakan energi yang bersumber dari gelombang elektromagnetik yang pada akhirnya mewujudkan informasi data yang diinginkan dalam bentuk gambar atau citra. Pada mulanya, metode memperoleh informasi dengan cara Penginderaan Jauh ini tidak Paket Tour Belitung dimasukkan ke dalam lingkup Geografi melainkan Kartografi. Namun, lambat laun ilmuan sadar bahwa Penginderaan Jauh ini merupakan alat yang sangat berperan dalam menopang Ilmu Geografi sebab ia mampau menyajikan Synoptic Overviewatau padangan ringkas sekaligus menyeluruh suatu objek yang menjadi fokus kajian Geografi. Tour Belitung

Beberapa Pengertian Penginderaan Jauh 
Untuk lebih memahami apa sebenarnya Penginderaan Jauh tersebut, silahkan cermati beberapa defenisi yang diberikan oleh beberapa ahli berikut ini:

American Society of Photogrammetry mengartikan Remote Sensing atau Penginderaan Jauh sebagai berikut:

Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.

Sedangkan menurut Campbell, Penginderaan Jauh adalah:

Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh

Defenisi lain mengenai Penginderaan Jauh datang dari Lillesand dan Kiefer, mereka berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Penginderaan Jauh adalah:

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.

Sementara itu Rifhi Siddq berpendapat bahwa:

Penginderaan Jauh merupakan suatu ilmu, cara, teknik mengenai upaya memperoleh mendeteksi, dan merekam suatu obyek yang kemudian diinterpretasikan sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai 
PENGERTIAN LANDSAT:



Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m.  Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan seri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal mengorbit. Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7.  Sensor Thematic
Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m.  Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada permukaan bumi.  Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada  Ratnasari, 2000). Kemampuan ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam spektral dari Landsat-TM,  Program Landsat merupakan tertua dalam program observasi bumi.  Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral.  Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor MSS.  MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners.  Pada April 1999 Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner.  Saat ini, hanya Landsat-5 dan 7 sedang beroperasi.
Tabel 1. karakteristik citra Landsat
Sistem
Landsat-7
Orbit
705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM
crossing,  rotasi 16 hari (repeat cycle)
Sensor
ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width
185 km (FOV=15 )
Off-track viewing
Tidak tersedia
Revisit Time
16 hari
16 hari
Band-band Spektral (µm)
0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),
2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)
Ukuran Piksel Lapang
(Resolusi spasial)
15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m
band 6
Arsip data
earthexplorer.usgv.gov

Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (multispectral Scanner) dan TM (Thematic Mapper). (Jaya, 2002)
Ø  RBV
Merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra ÏsnapshotÓ dari permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang waktu tertentu.
Ø  MSS
Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu
Ø  TM
Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral, spatial dan radiometric.
Tabel 2.  Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer, 1997)
Band
Panjang Spektral Kegunaan Gelombang (µm)
Spektral
Kegunaan
1
0.45 Ò 0.52
Biru
Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk pemetaan air, pantaipemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan kehutanan dan mengidentifikasi budidaya manusia
2
0.52 Ò 0.60
Hijau
Untuk pengukuran nilai pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga   4untuk pengamatan kenampakan budidaya manusia.
4
0.76 Ò 0.90
Infra merah
dekat
Untuk membedakan jenis tumbuhan aktifitas dan kandungan biomas untuk membatasi tubuh air dan pemisahan kelembaban tanah
5
1.55 - 1.75
Infra
merah
sedang
Menunjukkan kandungan kelembaban tumbuhan dan kelembaban tanah, juga untukmembedakan salju dan awan
6
10.4 - 12.5
Infra
Merah
Termal
Untuk menganallisis tegakan tumbuhan, pemisahan kelembaban tanah dan pemetaan panas
7
2.08 - 2.35
Infra
merah
sedang
Berguna untuk pengenalan terhadap mineral dan jenisbatuan, juga sensitif terhadap kelembaban tumbuhan

Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM: pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat band infra merah menengah.  Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band inframerah termal.  Data termal diperlukan untuk studi proses-proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal yang diirigasi. Seperti Tabel 2 menunjukkan aplikasi atau kegunaan utamaprinsip pada berbagai band Landsat TM.  Sampai  sekarang  telah diorbitkan generasi  ke 7 dari  satelit  sejenis. Satelit  lain  seperti SPOT,  JERS, IRS, ADEOS tidak akan diuraikan dalam uraian ini.
PENGERTIAN FOTO UDARA : Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut. (Estes dan Simonett dalam Sutanto, 1994:7)


Berdasarkan American Society of Photogrammetry (ASP) oleh Cowell tahun 1960, Interpretasi foto udara didefinisikan sebagai pekerjaan pencermatan (act of examining) foto udara untuk keperluan identifikasi obyek dan memperkirakan signifikasinya.

Berdasarkan Manual of Remote Sensing oleh Cowell tahun 1983, Interpretasi foto merupakan bagian dari indraja (remote sensing) yang mendefinisikan sebagai pengukuran (measurement) atau akuisisi (acquisition) informasi dari suatu obyek atau fenomena, menggunakan alat perekam tanpa adanya kontak secara fisik dengan obyek atau fenomena yang sedang dipelajari.

==================================================================

Tahapan Interpretasi Foto Udara

Pelaksanaan interpretasi foto udara dapat dilakukan dalam tiga tahapan :

a. Peninjauan Umum (General Examination)

Tahap ini secara umum menetapkan sifat-sifat atau karakteristik dari daerah yang diamati. Sifat-sifat daerah secara umum, meliputi : susunan relief, jenis tanaman, kebudayaan, dan keadaan bentang alam.

b. Identifikasi (Identification)

Pada tahap ini semua detail topografi atau situasi yang ada pada foto udara harus diidentifikasi berdasarkan kunci interpretasi foto udara. Pada tahap identifikasi ini dilakukan pemeriksaan secara detail, misalnya mempelajari susunan jalan, distribusi dan tipe bangunan, bentuk-bentuk khusus bangunan ibadah seperti masjid, gereja, daerah terbuka antara lain lapangan olahraga, taman dan kuburan.

c. Klasifikasi (Clasification)

Tahap klasifikasi ini merupakan tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari tahap sebelumnya. Melalui tahap klasifikasi ini semua obyek yang sudah diidentifikasi pada tahap sebelumnya diklasifikasi lebih mendetail. Misalnya untuk jalan harus dibedakan jalan utama, jalan kelas dua, dan jalan penghubung. Untuk bangunan dapat diklasifikasi lebih mendetail menjadi : bangunan rumah tinggal, bangunan perkantoran, bangunan pertokoan, bangunan pasar tradisional, bangunan ibadah maupun klasifikasi lain, seperti bangunan satu lantai, bangunan bertingkat dua, dan bangunan bertingkat banyak. Dari hasil interpretasi foto udara akan diperoleh informasi yang mendetail dan sudah diklasifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan tertentu. Misalnya untuk melengkapi peta dengan membuat simbol sesuai obyek yang akan digambar. Beberapa unsur interpretasi tidak selalu digunakan dalam identifikasi setiap obyek, untuk pengenalan obyek pada foto udara dilakukan melalui pendekatan bentang lahan yaitu berupa kenampakan bentang budaya, dimana fungsi dari obyek dilacak berdasarkan ciri-ciri bentang budaya tersebut.

==================================================================

Kunci Interpretasi Foto Udara

Dalam melakukan interpretasi foto udara digunakan sejumlah kunci dasar. Suatu obyek atau fenomena dapat dikenali dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa kunci dasar. 

a. Size (ukuran)
Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak. Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume (Sutanto, 1986). Ukuran merupakan cerminan penyajian suatu luasan.

Ukuran dapat digunakan sebagai patokan dalam interpretasi foto udara karena setiap benda mempunyai ukuran yang berbeda. Setiap interpreter harus mengetahui dengan pasti skala foto udara yang digunakan sehingga dapat diketahui hubungan ukuran foto udara dengan ukuran sebenarnya di lapangan.

b. Shape (bentuk).
Bentuk menunjukkan kerangka atau konfigurasi umum suatu obyek baik bentuk umum (shape) maupun bentuk rinci (form) untuk mempermudah interpretasi. Jalur kereta api misalnya, dapat dibedakan jelas dengan jalan raya karena bentuknya terdiri atas garis lurus panjang yang membentuk lengkung lemah dan berbeda dengan bentuk lengkung jalan raya.

c. Shadow (bayangan)
Bayangan dapat terjadi apabila ada obyek dengan ketinggian tertentu mendapatkan cahaya matahari. Dengan memperhatikan bayangan, seorang interpreter dapat membedakan tinggi rendahnya atau profil suatu obyek.

d. Site (lokasi/situs)
Lokasi topografi atau situasi dapat membantu interpreter dalam mengidentifikasi obyek pada foto udara. Merupakan tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, suatu bangunan di pinggir jalur kereta api sesuai dengan ukurannya dapat kita identifikasikan sebagai stasiun kereta api atau pos penjagaan pintu kereta api.

e. Rona/Tone (derajat kehitaman)
Rona mencerminkan warna atau tingkat kualitas kecerahan/kegelapan gambar obyek pada foto udara. Derajat kehitaman terdiri dari tingkatan warna dari putih menuju ke hitam, yang dibagi dalam satuan derajat kehitaman. Derajat kehitaman masing-masing obyek dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang datang dan yang dipantulkan oleh obyek tersebut. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan, semakin gelap derajat kehitamannya.

Beberapa aturan umum yang dapat dijadikan sebagai patokan, antara lain :
1. Permukaan air pada umumnya memiliki tone yang hampir gelap karena banyak memantulkan cahaya yang datang.
2. Tanah gundul, rumput muda, tanaman, permukaan jalan, pasir, dan daerah berpohon berdaun lebar pada umumnya memiliki tone yang terang.
3. Daerah dengan pohon berdaun kecil pada umumnya memiliki tone gelap.

f. Texture (kekasaran citra foto)
Texture adalah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Texture dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto. Texture merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto diperkecil maka texture suatu obyek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.

g. Pattern (pola)
Di dalam interpretasi kita dapat memperhatikan pola-pola tertentu dari suatu obyek. Suatu obyek memiliki pola yang biasanya berbeda seperti keteraturan dan coraknya. Dari sini kita dapat melihat bahwa unsur-unsur alam biasanya memiliki pola yang lebih tidak teratur daripada unsur-unsur buatan manusia.

h. Asosiasi (korelasi )
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain.